Alhamdulillah..... mulai tahun pelajaran 2012/2013,
Sekolah Dasar Islam terpadu Al Madinah Kebumen menerapkan kemursyidan dalam mendampingi
siswa belajar. Guru sebagai mursyid (pembimbing) dan siswa sebagai anak
bimbingannya. Setiap aktivitas siswa selama di sekolah terpantau oleh mursyid dan
mursyidahnya, sehingga mursyid bertanggungjawab penuh terhadap akhlak dan
prestasi akademik siswa. Adapun bagi walisiswa, apabila ingin mengetahui
perkembangan tentang anaknya juga bisa mendapatkan gambaran dari mursyidnya.
Pendampingan mursyid/mursyidah secara langsung kepada
murid-muridnya selama di sekolah adalah ketika tarbiyah pagi, pendampingan
makan siang, sholat dhuhur berjamaah dan tausiyah ba’da sholat dhuhur.
Sedangkan ketika istirahat atau pada waktu transisi dari satu pelajaran ke
pelajaran lain, siswa sudah mendapat pijakan kegiatan dari mursyidnya, dengan demikian aktifitas
siswa selama di sekolah selalu mendapat bimbingan dan arahan.
Tujuan diberlakukannya kemursyidan ini diantaranya adalah
agar di dalam diri siswa tertanam karakter islami, akhlakul karimah dan peningkatan
kecerdasan siswa baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.
Tujuan tersebut tentu sangat berat dalam aplikasinya, oleh karena itu guru
harus bisa menjadi teladan bagi anak bimbingannya.
Guru mursyid sangat diperlukan oleh setiap siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Dia dapat menjadi pembimbing pada saat memberi tausiyah dan
arahan, juga bisa menjadi teman pada saat mendampingi siswanya bermain. Hal itu
sangat membantu sebagai upaya untuk membangun kedekatan dan keakraban dengan
anak-anaknya. Apabila sudah demikian, maka guru akan mudah mentransfer ilmu dan
membentuk pribadi yang sesuai dengan harapan.
Peran guru dalam kemursyidan ini tentu sangat vital. Dia
tidak hanya harus mampu memberikan pelajaran yang baik, tapi juga harus
memberikan teladan yang baik pula. Apabila siswa melihat sedikit saja ada cela
dari guru tersebut, (meskipun tidak ada manusia yang sempurna), tentu siswa tidak bisa menerima materi dengan
baik. Jangankan tranfer nilai, transfer ilmupun akan sulit didapatkan. Hal ini
yang harus di jaga oleh setiap guru, mereka harus bisa memberi kesan yang baik
kepada siswa bahwa dia memiliki kepribadian yang baik dan mempunyai kompetensi
yang sesuai dengan harapan siswa sehingga guru akan sangat kelihatan berwibawa
di depan murid-muridnya. Jadi untuk bisa berwibawa, guru tidak perlu bersikap galak,
tapi hanya cukup memberikan teladan yang baik dan komitmen untuk menjaga
sikapnya dari hal-hal yang negatif. Semoga Alloh menguatkan komitmen guru-guru
SDIT Al Madinah dalam menjaga nilai-nilai luhur Islam amien.
Mengenai kemursyidan Imam Malik pernah berkata : 'Barang
siapa yang tidak mempunyai guru mursyid maka setan lah yang akan menjadi
gurunya'. Hal ini bisa dipahami karena setiap orang memerlukan model dalam
kehidupannya. Apabila siswa tidak mempunyai model, maka dia akan mencari model
yang bisa dilihat dari panca inderanya. Apa yang bisa dilihat di televisi, di internet,
bahkan figur artis bisa jadi akan menjadi model bagi dirinya. Oleh karena itu
anak-anak perlu figur yang bisa dilihat oleh dirinya. Dalam hal ini orang tua
dan guru harus bisa menjadi figur bagi anak-anaknya, perlu ada kedekatan
emosional antara guru dengan murid agar siswa bisa menjadikan guru bagi figur
dirinya. Konsekuensinya guru dan orang
tua harus bisa menjaga sikap dari perilaku-perilaku negatif. Semoga mursyid dan
mursyidah SDIT Al Madinah bisa istiqomah dalam menjalankan amanah-amanAhnya.
Amien. oleh Muji Haryono, S.E.I. http://mujiharyono.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar