Senin, 03 September 2012

“Lebih Dekat Dengan Mursyid”




Alhamdulillah..... mulai tahun pelajaran 2012/2013, Sekolah Dasar Islam terpadu Al Madinah Kebumen menerapkan kemursyidan dalam  mendampingi  siswa belajar. Guru sebagai mursyid (pembimbing) dan siswa sebagai anak bimbingannya. Setiap aktivitas siswa selama di sekolah terpantau oleh mursyid dan mursyidahnya, sehingga mursyid bertanggungjawab penuh terhadap akhlak dan prestasi akademik siswa. Adapun bagi walisiswa, apabila ingin mengetahui perkembangan tentang anaknya juga bisa mendapatkan gambaran dari mursyidnya.
Pendampingan mursyid/mursyidah secara langsung kepada murid-muridnya selama di sekolah adalah ketika tarbiyah pagi, pendampingan makan siang, sholat dhuhur berjamaah dan tausiyah ba’da sholat dhuhur. Sedangkan ketika istirahat atau pada waktu transisi dari satu pelajaran ke pelajaran lain, siswa sudah mendapat pijakan kegiatan  dari mursyidnya, dengan demikian aktifitas siswa selama di sekolah selalu mendapat bimbingan dan arahan.
Tujuan diberlakukannya kemursyidan ini diantaranya adalah agar di dalam diri siswa tertanam karakter islami, akhlakul karimah dan peningkatan kecerdasan siswa baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. Tujuan tersebut tentu sangat berat dalam aplikasinya, oleh karena itu guru harus bisa menjadi teladan bagi anak bimbingannya.
Guru mursyid sangat diperlukan oleh setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dia dapat menjadi pembimbing pada saat memberi tausiyah dan arahan, juga bisa menjadi teman pada saat mendampingi siswanya bermain. Hal itu sangat membantu sebagai upaya untuk membangun kedekatan dan keakraban dengan anak-anaknya. Apabila sudah demikian, maka guru akan mudah mentransfer ilmu dan membentuk pribadi yang sesuai dengan harapan.
Peran guru dalam kemursyidan ini tentu sangat vital. Dia tidak hanya harus mampu memberikan pelajaran yang baik, tapi juga harus memberikan teladan yang baik pula. Apabila siswa melihat sedikit saja ada cela dari guru tersebut, (meskipun tidak ada manusia yang sempurna),  tentu siswa tidak bisa menerima materi dengan baik. Jangankan tranfer nilai, transfer ilmupun akan sulit didapatkan. Hal ini yang harus di jaga oleh setiap guru, mereka harus bisa memberi kesan yang baik kepada siswa bahwa dia memiliki kepribadian yang baik dan mempunyai kompetensi yang sesuai dengan harapan siswa sehingga guru akan sangat kelihatan berwibawa di depan murid-muridnya. Jadi untuk bisa berwibawa, guru tidak perlu bersikap galak, tapi hanya cukup memberikan teladan yang baik dan komitmen untuk menjaga sikapnya dari hal-hal yang negatif. Semoga Alloh menguatkan komitmen guru-guru SDIT Al Madinah dalam menjaga nilai-nilai luhur Islam amien.
Mengenai kemursyidan Imam Malik pernah berkata : 'Barang siapa yang tidak mempunyai guru mursyid maka setan lah yang akan menjadi gurunya'. Hal ini bisa dipahami karena setiap orang memerlukan model dalam kehidupannya. Apabila siswa tidak mempunyai model, maka dia akan mencari model yang bisa dilihat dari panca inderanya. Apa yang bisa dilihat di televisi, di internet, bahkan figur artis bisa jadi akan menjadi model bagi dirinya. Oleh karena itu anak-anak perlu figur yang bisa dilihat oleh dirinya. Dalam hal ini orang tua dan guru harus bisa menjadi figur bagi anak-anaknya, perlu ada kedekatan emosional antara guru dengan murid agar siswa bisa menjadikan guru bagi figur dirinya.  Konsekuensinya guru dan orang tua harus bisa menjaga sikap dari perilaku-perilaku negatif. Semoga mursyid dan mursyidah SDIT Al Madinah bisa istiqomah dalam menjalankan amanah-amanAhnya. Amien. oleh Muji Haryono, S.E.I. http://mujiharyono.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar