Senin, 29 Oktober 2012


Eksplorasi Rasa Syukur atas Anak melalui pendidikan

Keluarga yang harmonis biasanya lebih ditentukan pada keberadaan anak. Anak yang sholeh merupakan dambaan setiap orang tua. Allah berfirman di Al Quran tentang kaitannya perhiasaan dunia, yaitu salah satunya adalah buah hati (anak). Orang tua yang bijak sangat memperhatikan perkembangan anaknya yang dilihat dari sisi perkembangan fisik, mental/psikis dan pendidikan.
Perkembangan Fisik lebih ditentukan pada asupan gizi/makanan, mental/ psikis dititikberatkan pada perlakuan orang tua/masyarakat terhadap interaksi sosial anak dan pendidikan juga ditentukan oleh banyak faktor, yaitu penyelenggara pendidikan, keluarga, masyarakat maupun juga lingkungan.
Kami disini lebih menitikberatkan pada dunia pendidikan anak yang merupakan poros penting dalam menentukan masa yang akan datang. Menurut Comenius, Sekolah dapat dikategorikan menurut perkembangan usia anak, yaitu:
a.       Scola maternal (Sekolah Ibu,) umur 0-6 tahun
b.      Scola Vernacula (Sekolah bahasa Ibu) umur 6-12 tahun.
c.       Scola Latin (sekolah latin)umur 12-18 tahun.
d.      Academia (akademi)umur 18-24 tahun.
Sisitem pendidikan di Indonesia sudah secara umum menggunakan pola pengklasifikasian umur anak melalui pembagian jenjang pendidikan, seperti TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Permaslahan yang muncul adalah di kampung masih banyak yang beranggapan bahwa anak lebih cepat selesai sekolah itu dikatakan melebihi kecerdasan pada umumnya. Bisa juga masyarakat lebih suka memilih untuk langsung ke SD meskipun umurnya baru 5 tahun, padahal sebenarnya menurut teori keilmuan bahwa anak akan tumbuh sesuai dengan perkembangan yang ada pada diri anak tersebut, jadi jika tidak dilalui pada tahapan di tahun tersebut akan memberikan dampak yang kurang baik, bisa saja tahapan yang dulu belum muncul malah muncul di tahun ke depannya.
Ilmuwan Islam, Al Ghazali membagi periodisasi perkembangan anak menjadi lima fase sebagai berikut:
a.       Al Janin, tingkat anak yang berada dalam kandungan dan adanya kehidupan setelah roh dari Allah. Pada usia empat bulan pendidikan dapat diterapkan dengan istilah pranatal atau juga dapat dilakukan sebelum anak itu menjadi janin yang disebut dengan pendidikan prakonsepsi.
b.      Al Tifli, tingkat anak-anak dengan memperbanyak latihan dan kebiasaan sehingga mengatahui aktifitas yang baik dan buruk.
c.       Al Tamyiz yaitu tingkat anak yang dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk, bahkan akal pikirannya telah berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memahami ilmu dharuri.
d.      Al Aqil, tingkat manusia berakal sempurna, bahkan pikirannya berkembang secara maksimal sehingga mampu menguasai ilmu dharuri, akal inilah yang dapat berdialog dengan keadaan.
e.       Al Auliyah dan Al Anbiyah, yaitu tingkat tertinggi pada perkembangan manusia. Para Nabi telah mendapatkan ilmu pengetahuan melalui wahyu, dan para wali telah mendapatkannya lewat ilham.
Demikian pemikiran Al Ghazali tentang periodisasi perkembangan anak, sehingga memberikan gambaran kepada kita tentang pendidikan anak yang berkualitas yang disesuaikan dengan pola perkembangan diri anak yang sesuai dengan fitrah penciptaan oleh Allah Swt. 


Minggu, 28 Oktober 2012

MULTIMEDIA & DIGITAL TECHNOLOGY



Bismillah,,
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Mas’ud r.a berkata, “Rasulullah SAW pernah membuat garis berupa bujur sangkar, lalu membuat garis di bagian tengah hingga keluar bujur sangkar tersebut. Kemudian beliau membuat garis-garis kecil menuju garis tengah dari salah satu garis tengah tersebut. Beliau kemudian berkata, “Ini adalah manusia. Ini ajalnya, yang mengitari dirinya. Ini adalah orang yang keluar dari cita-citanya, sedangkan garis yang kecil ini adalah rintangan-rintangan. Jika ia sudah melangkah di sini, garis ini akan memotongnya. Jika ia melakukan kesalahan di sini, garis ini akan memotongnya.” (HR. Al Bukhori, no 6417. Kitab ar-Riqaq)
DALAM PENELITIAN SEJARAH SERINGKALI DITEMUKAN LUKISAN-LUKISAN atau relief-relief di berbagai tempat. Misalnya lukisan gua berbentuk binatang atau kapal, yang dibuat oleh masyarakat prasejarah. Ini merupakan bukti bahwa proses belajar menggunakan gambar dan telah sejak lama memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
            Meskipun demikian, di sekolah-sekolah masa sekarang, gagasan mempresentasikan informasi kepada siswa, baik melalui mode audio/visual, kadang-kadang hanya diterjemahkan sebagai tulisan di papan tulis. Berikut adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan gambar atau grafik yang bisa dilakukan oleh kita para pendidik agar proses belajar mengajar menjadi fun dan lebih menarik. Strategi-strategi itu antara lain:
a.       Visualisasi Pelajaran
Dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, seorang pendidik dapat dengan mudah mentransormasikan materi pelajarannya  kedalam bentuk digital melalui alat seperti computer, kamera, dll. Melalui penggunaan teknologi ini, materi bias tersampaikan secara utuh sehingga dengan mudah dapat memahaminya.
b.      Penggunaan Warna
Penggunaan kapur atau spidol berwarna akan merangsang siswa untuk berkreasi dengan warna-warna yang digunakan. Misalnya, member warna merah pada semua poin kunci, warna hijau untuk data pendukung, dan warna hitam untuk bagian yang tidak jelas.
c.       Metafora Gambar
Metafora gambar adalah penggunaan satu gagasan untuk merujuk pada gagasan lain melalui pencitraan visual. Metode ini dilakukan dengan cara menghubungkan poin-poin kunci pelajaran dengan pencitraan visual tertentu. Misalnya, meminta siswa untuk membuat metafora sendiri dengan mengajukan pertanyaan,”Jika organ-organ utama tubuh kita adalah mesin, mesin apakah itu?”


d.      Sketsa Gagasan
Apabila membaca catatan probadi tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah, seperti Leonardo da Vinci, Thomas Alfa Edison, kita akan menemukan bahwa mereka meggunakan gambar-gambar sederhana untuk mengembangkan gagasan-gagasan mereka yang luar biasa. Seorang pendidik menggunakan strategi sketsa gambar ini dengan cara meminta siswa untuk menggambarkan poin kunci, gagasan utama, tema sentral atau konsep dasar yang diajarkan.
e.       Simbol Grafis
Simbol Grafis adalah salah satu strategi pembelajaran yang paling tradisional. Penggunaan strategi ini biasanya dilakukan dengan membuat gambar atau symbol yang berkaitan dengan pelajaran di papan tulis. Misalnya, dengan mengilustrasikan wujud benda padat (tanda cek tebal), benda cair (tanda lengkung tipis), dan benda gas (titik-titik kecil).
Dari penggunaan gambar dan sketsa dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1.      Penjelasan yang disampaikan oleh guru akan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa.
2.      Penjelasan yang diperkuat dengan gambar, atau sketsa, akan membuat materi pelajaran semakin jelas.
3.      Penjelasan yang disertai dengan gambar dan sketsa akan mempercepat proses transformasi ilmu pengetahuan.
Demikian, sedikit informasi yang semoga dapat menambah motivasi kita untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. (sumber : Muhammad SAW Sang Pembelajar dan Guru Peradaban)
Penulis : Pipit El Husna (email: pipiteamik@gmail.com)



“Hidup adalah Pilihan. Silahkan pilih kehidupan yang bagaimana yang Anda inginkan, Alloh akan memberikan apa yang Anda pilih.”




Tanpa kita sadari sangat besar kenikmatan yang kita dapat dari Alloh SWT, darah yang mengalir didalam tubuh kita tidak pernah berhenti, denyut jantung selalu memompa agar darah selalu mengalir keseluruh tubuh tanpa terkecuali, sendi-sendi bergerak tanpa mengeluhkan rasa lelah. tubuh yang lengkap dengan sebagaimana fungsinya masing-masing dan bernafas. Bernafas mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap,manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini. Namun pernahkah anda memperhatikan bagaimana nikmat Allah ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah? tak perlu menghitung kegiatan bernafas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup. Lalu, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% mengisi udara yang ada di sekitar manusia. Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen. Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen. sekali bernafas, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 30 kali setiap menitnya,berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 15 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 21.200 liter udara apabila dirupiahkan tentunya milyaran rupiah. Udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut. Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada sang Pencipta. Dia-lah Rabb yang mengurus kita di siang dan di malam hari sebagaimana firman Allah, “katakanlah: ‘Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah?’…”(QS Al Anbiyaa’ 21: 42).
Manusia adalah makhluk yang kecil disisi Alloh SWT, tetapi kadang kita merasa  sombong kepada orang lain, sombong dengan makhluk lain, bahkan sombong dengan diri kita sendiri, sedikit contoh “wah kalo tidak ada saya, pekerjaan itu tidak selesai”. Dari kalimat tersebut sudah jelas bahwa kita sudah sombong, dari hal kecil seperti ini kadang kita lupa bahwa semua keberhasilan, semua yang kita dapatkan, semua yang kita miliki hanyalah pemberian dari Alloh sebagai titipan belaka, dan kesemuanya itu akan kembali kepadaNya, dan hanya amal ibadah kita yang akan dipertanggungjawabkan di akhiratnya Alloh SWT.
Al-An’aam (6 ayat 162)
Katakanlah,“Sesungguhnya Shalatku,ibadahku,hidup dan matiku (hanyalah) untuk Alloh, Tuhan semesta alam”.
Di ayat lain juga diterangkan bahwa Alloh menciptakan makluk hanyalah untuk beribadah kepadaNya. Begitu juga Alloh menciptakan manusia sebagaimana Firman Alloh dalam surat Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56):
                                                         وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ.
“dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.”
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa sesungguhnya kita diciptakan hanya untuk mengabdi dan sebagai pesuruh Alloh SWT, sehingga mari kita bersama-sama niatkan untuk beribadah kepada Alloh dalam segala hal. Sebagaimana profesi kita, kita sebagai guru menjadilah guru yang amanah dan niatkan untuk ibadah, sebagai petani niatkan dalam bercocok tanam untuk ibadah, sebagai pedagang niatkan untuk beribadah, sebagai pengusaha niatkan untuk beribadah dan profesi-profesi lainnya. Semoga coretan ini bisa mengingatkan kepada kita semua untuk mempertebal serta menambah rasa syukur kita kepada Alloh SWT dengan diperbanyak ibadah serta selalu mengingatNya dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Wallahu ‘alam bishawab
“dari berbagai sumber”

Kamis, 11 Oktober 2012

STRATEGI MENERAPKAN DISIPLIN KEPADA ANAK


Untuk menerapkan disiplin kepada anak, ada beberapa strategi yang harus diketahui oleh guru dan orang tua. Ddengan mengetahui strategi-strategi seperti ini,orang tua atau guru akan mampu mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi perilaku anak yang tidak berdisiplin. Strategi menerapkan disiplin ini, dimulai dari tingkat yang paling minim sampai yang paling tinggi atas keterlibatan orang tua atau guru terhadap tingkah laku anaknya.
1.        Memandang secara visual
Biasanya masalah disiplin muncul, karena tidak ada orang dewasa yang mengawasi anak-anak bermain pada suatu tempat bermain. Anak-anak biasanya ramai atau ribut dalam bermain kalau tidak ada guru yang mengawasinya anak-anak lupa akan aturan dalam bermain, karena tidak ada guru yang mengingatkan kepada aturan-aturan bermain. kita tidak bisa berharap anak-anak dapat bertingkah laku sopan. Bila kita tidak berada di situ.
     Untuk mengatasi masalah itu, adalah dengan cara, guru menemani terus pada saat anak-anak bermain, temanilah anak-anak bermain, lihatlah tingkah laku mereka. Biasanya tingkah laku mereka akan mulai tertib bila ada guru yang mengawasinya. tetapi bila ditinggal saja sebentar, tingkah laku anak-anak akan berubah lagi. Khususnya untuk anak yang lebih besar ( usia 5-6 tahun ) akan terlihat perbedaanya, bila guru hadir di tengah-tengah mereka dengan tidak ada guru.
     Dengan cara melihat da memperhatikan serta menemani anak-anak bermain, guru dalam hal ini menerapkan strategi disiplin dengan cara memandang secara visual gur tidak mengeluarkan kata-kata apapun untuk menertibkan tingkah laku anak-anak. Tetapi hanya melihat dan memperhatikan tingkah laku mereka. Dalam strategi ini kita tidak memberikan aturan apapun, tetapi yang paling penting adalah kehadiran kita.
2.      Pertanyaan-pertanyaan tanpa terarah/tidak langsung
Maksud pernyataan-pernyataan tanpa arah tersebut adalah bila ada anak bermasalah atau tidak tertib dalam bermain maka guru tidak secara langsung menegur anak tersebut agar anak itu tidak kehilangan kontrol dirinya, melainkan dengan cara membuat pernyataan secara tidak langsung  diarahkan kepada anak itu. Contohnya;
“Ada seorang anak melempar batu. Guru tidak langsung melarang anak itu, tetapi guru membuat pernyataan tidak langsung, “batu ini berbahaya, bisa melukai teman yang lainnya”.
     Perhatikan contoh-contoh dibawah ini, kemudian kita mencoba mempraktekannya
a.       Bila ada anak yang mendorong-dorong kursi kebelakang, kita katakan, “kalau kursi didorong kebelakang berbahaya, karena kursi hanya punya kaki dan tidak kuat”
b.      Bila ada anak yang menumpahkan air di lantai, maka kita katakan, “banyak sekali air di lantai, lantainya bisa jadi licin”

3.    Mempertanyakan
Bila strategi disiplin dengan membuat pernyataan tidak berhasil, maka dapat menggunakan strategi disiplin ketiga, yaitu bertanya kepada anak. Dalam hal ini mempertanyakan tingkah laku oleh anak. Berikan pertanyaan kepada anak untuk memberikan kesempatan untuk berfikir dan memberikan jawabannya sendiri. Dalam mempertanyakan juga, kita harus jelaskan situasinya bagaiman. Kita tidak menyuruh anak untuk melakukan sesuatu, tetapi kita hanya menjelaskan apa yang sedang terjadi. Contohnya;
a.    “bagaimana perasaan kamu, bila diejek oleh temanmu?”
b.    “bagaimana perasaan dia, kalau kamu merebut mainanya ?”
c.    “bagaimana perasaan kucing bila diperlakukan dengan kasar ?”
Bagus sekali mempertanyakan kepada anak dengan menggunakan perasaan. Karena anak sangat sensitif dengan perasaanya. Cara-cara tersebut diatas jalan yang positif untuk membentuk disiplin anak. Nampak ada perkembangan dalam strategi disiplin ini, semakin berkembang, semakin banyak campur tangan guru.

4.      Pernyataan-pernyataan langsung

Dalam menerapkan strategi disiplin ini, katakan perasaan kita langsung setelah anak melakukan kesalahan/ tidak disiplin. Tetapi tetapharus menghindari perasaan anak dipersalahkan. Bila ada anak tang tidak disipin, maka tanyakan langsung apa yang terjadi, bagaimana perasaan anak itu. Kita tidak memerintah anak melakukan sesuatu, tetapi memberikan anak pilihan untuk membuat pilihan yang tepat.dalam memberikan pilihan harus sama bobotnya atau pilihan atau sama benarnya. Contoh dalam memberikan pilihan yang tidak sama bobotnya atau pilihan yang salah,
“Anak tidak mau sekolah, ini bukan pilihan yang tepat. Tetapi misalnya ada anak yang berlari-lari dekat mobil dan ini membahayakan bagi anak. Kita memberikan pilihan, misalnya kamu mau berhenti lari atau mau duduk!” ini bukan pilihan yang tepat, karena anak tidak akan membuat berhenti lari-lari atau duduk. Yang benar adalah “ kamu mau duduk atau mau masuk dalam ruangan? Pilihan ini sama bobotnya, supaya anak berhenti lari-lari.
                        Kalau akan membuat pernyataan langsung harus tegas. Dalam membuat pernyataan langsung, supaya lebih terarah, bisa juga disampaikan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Pernyatan langsung digunakan, bila tingkah lakunya berkaitan dengan ( perasaan, keselamatan, keadaan tidak aman atau bahaya.

5.      Campur tangan fisik

Mendisiplinkan anak dengan cara campur tangan secara fisik, jangan terlalu sering dilakukan. Bila terlalu banyak melakukan campur tangan secara fisik,anak-anak tidak bisa berfikir untuk dirinya sendiri dan anak tidak mempunyai kontrol dari dalam dirinya sendiri.
Campur tangan secara fisik ini ada beberapa tingkatan, yang paling terendah adalah: Dengan cara mengambil anak kemudian mendudukannya di kursi sambil mengatakan, “kamu harus bergabung dengan kelompok.” Selain itu juga, kita pegang tangan si anak dan jauhkan dari masalah. Atau kita ambil batunya, bila anak sedang memegang batu yang membahayakan temannya. Kita ambil kucingnya, bila dengan anak sedang memerlukan kucing dengan tidak baik atau kita pindahkan anak itu, bila sedang ada anak yang meloncat-loncat di atas kasur atau di atas meja dan sebagainya. Pada dasarnya kita menggunakan tangan untuk menangani anak dengan campur tangan secara fisik ini.
            Bila kita akan menggunakan campur tangan secara fisik kepada anak, kita harus mengatakanya kepada anak. Contohnya, “maaf, ibu harus ambil barang ini dari kamu karena tidak aman.” “maaf, bila kamu tidak berhenti meloncat-loncat di atas kasur, ibu harus pindahkan kamu”.
            Bila kita mengambil dari anak , itu namanya sudah campur tangan secara fisik. Kalau keadaan darurat, kita tidak perlu melalui tahapan-tahapan dalam melaksanakan strategi disiplin ini. tetapi langsung saja dengan cara campur tangan secara fisik, bila anak sedang bermaindengan barang yang membahayakan.
                                    By. Ihsan Faozi
                                                            email.(tsan_fao@yahoo.com)

Rabu, 10 Oktober 2012

Assalamualaikum wr. wb.
Pada kesempatan kali ini, kepada para pembaca blog ini saya ingin berbagi cerita atau pengalaman selama saya mengajar di kelas bawah.
Usia antara 6 – 9 tahun adalah usia dimana anak ingin mendapatkan banyak informasi sehingga mereka banyak bertanya, suka kegiatan di luar ruangan, suka mengobrol, suka mengeluh, rentang konsentrasi terbatas. Maka dari itu, diperlukan banyak pendampingan, penguatan tentang prosedur, kegiatan yang mampu membuat mereka tertarik tapi tetap sesuai materi yang diajarkan.
Saat mengajar kita pasti bertemu dengan berbagai macam anak yang memiliki gaya belajar masing – masing, bagaimana cara materi yang diajarkan dapat dipahami oleh berbagai macam gaya belajar anak adalah sebuah tantangan dalam setiap kali saya mengajar. Tapi sebelum dapat menyampaikan materi pembelajaran tentunya kita harus membuat siswa tenang dan fokus terlebih dahulu agar semua siswa dapat memahami materi yang di sampaikan. Ada berbagai macam cara mengkondisikan anak pada saat sebelum pembelajaran di mulai, seperti dengan bertepuk sambil menyanyikan sebuah lagu yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, tebak kata, sharing tentang kegiatan sebelum berangkat sekolah dll. Cara – cara ini ternyata dapat membuat sebagian besar siswa menjadi lebih tenang dan focus dengan guru. Selain itu membuat mereka menjadi semangat untuk mengikuti pembelajaran dan mendengarkan materi yang di sampaikan.
Dapat menjelaskan materi pembelajaran, saya akan tidak menjelaskan dengan satu cara misalnya dengan menjelaskan di depan , dapat juga dengan memberikan pertanyaan rebutan, menuliskan jawaban dari pertanyaan di papan tulis, membawakan alat peraga, berupa benda, gambar dll. Dengan berbagai macam penyampaian materi ini diharapkan semua siswa mendapatkan kepahaman tentang materi yang diajarkan guru. Hal terbukti cukup efektif dalam memberikan kepahaman akan materi yang di sampaikan.
Selain dibutuhkan kepahaman kita akan gaya belajar anak , dibutuhkan juga bahasa yang mudah di pahami atau dicerna oleh mereka serta pemberian prosedur sebelum guru menjelaskan materi pembelajaran. Hal ini di butuhkan untuk kesuksesan guru dalam pelaksanakan pembelajaran.
Ini adalah sedikit cerita dari saya yang mungkin sudah biasa anda lakukan atau dengar. Terimakasih anda sudah mau membaca sekilas cerita saya. Bagi yang ingin memberikan saran, komentar atau kritik dapat menuliskan di email saya (desykurniasih88@yahoo.com).
Wasalamualaikum wr. wb..

Selasa, 09 Oktober 2012

Memompa motivasi belajar anak kelas bawah

Oleh: Yuni Sujakwati, S.TP

Astagfirulloh, saya ucapkan berkali-kali ketika mendengar pembagian tugas ditahun ajaran 2012/2013  ternyata saya diamanahkan dikelas 1, sudah terbayang  bagaimana sulitnya mengelola  anak-anak kelas 1 yang mengalami perubahan tahapan belajar dari pra opersional selama di TK menjadi kongkrit operasional di SD Kelas Bawah belum lagi masalah  motivasi  belajar kelas 1, tapi kemudian  dengan keyakinan , tekad dan memohon petunjuk kepada Alloh melalui doa yang tiada henti serta bimbingan dari tim kurikulum baik di SD maupun lembaga saya mulai dapat belajar mencari solusi permasalahan dikelas 1.

Hari – hari pertama  awal tahun ajaran baru  dikelas  1 beberapa anak ada yang mengalami phobia school, menangis bahkan ada yang sampai mogok berangkat. Perubahan-perubahan dari TK ke SD sering membuat anak-anak ketakutan. Hal ini karena anak itu masih menapaki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas belajarnya dilakukan sambil bermain ke jenjang sekolah dasar yang formal. Maksudnya, mereka dituntut untuk banyak berada dalam kelas dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas. Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid kelas rendah masih dalam usia bermain. Berkaitan dengan masa transisi ini pula, seperti dituturkan seorang psikolog anak, orang tua mesti peka dengan kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 SD atau kurang lebih 6-8 tahun. Memotivasi  belajar anak agar lebih rajin belajar, mengerjakan PR, atau rajin membantu membersihkan rumah  seringkali memang menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua.Agar anak lebih semangat dan termotivasi,  berikut  ada beberapa cara:

Jalin hubungan yang harmonis dengan anak.
Hubungan yang dekat dan harmonis dengan anak merupakan prasyarat untuk dapat mengenali karakteristik anak yang penting dalam rangka memberikan motivasi belajar kepada anak


Belajar sambil bermain
Setiap orang, anak-anak maupun dewasa, memiliki metode belajar yang berbeda. Khusus bagi anak sediakan metode belajar sambil bermain yang membuatnya tidak cepat bosan, hal ini karena dunia anak adalah dunia bermain, bernyanyi, dan bercerita...masukkan pengetahuan melalui dunia mereka
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk anak SD alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. “Tolong ambilkan Bunda 2 cokelat, dong. Nah, di tangan Bunda sudah ada 1 cokelat. Bunda jadi punya berapa cokelat sekarang? Suasana belajar pun tak perlu harus serius. Jadi tak selalu harus belajar di belakang meja, bisa juga sambil tiduran di lantai, misalnya.

Terlibat dalam kegiatan anak
Saat si kecil tahu orangtuanya tertarik pada apa yang dilakukannya, anak akan bersemangat untuk mengajak Anda mengikuti seluruh prosesnya. Anak juga akan semakin terpacu untuk memberi hasil yang terbaik. Menjadi penonton saat anak bertanding di laga sepak bola antar sekolah, misalnya, membuat anak menyadari Anda selalu hadir mendampinginya di berbagai kesempatan untuk memberi semangat.
Orangtua senang membaca, anak juga
Sudah masuk sekolah, kok membacanya belum lancar juga? Anak mungkin belum menemukan asyiknya membaca, karena tidak pernah melihat orangtuanya membaca buku. Anak-anak yang tidak pernah dibacakan dongeng sebelum tidur juga cenderung lambat dalam belajar membaca. Jika Anda ingin mengajarkan anak untuk lancar membaca, tunjukkan bahwa Anda juga senang membaca. Bacalah koran, majalah, atau apapun dengan suara keras agar si kecil tahu betapa asyiknya membaca

Manfaatkan KR
Kegiatan rumah dapat digunakan sebagai media belajar anak di rumah dengan pendampingan orang tua
Beri dukungan
Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuknya bisa sangat sederhana, misalnya ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia bodoh atau pemalas. Lebih baik, luangkan waktu untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan anak. “Sebagai awal, orang tua perlu mencari tahu perasaan anak ketika memperoleh nilai 50. Apakah ia kecewa, sedih atau biasa-biasa saja, karena jangan-jangan ia tidak mengerti bahwa nilai 50 itu berarti kurang.” Lalu tetaplah beri dukungan.
Jadilah teladan yang baik
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar. “Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur. Bisa-bisa anak merasa diperlakukan tidak adil. ‘Ih, ayah, kok, bisa tidur sedangkan aku harus belajar?" Akan lebih baik bila saat anak belajar, orang tua juga tampak “belajar”, seperti menemani anak sambil membaca koran atau buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
Tetapkan agenda  belajar
Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.
Rayakan keberhasilannya
Saat anak berhasil mendapat prestasi memuaskan, jangan segan-segan untuk memberikan  pujian bentuknya dapat berupa apresiasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri Sekecil apapun keberhasilan yang dilakukannya .

 Melalui tulisan yang saya ambil  dari berbagai sumber ini semoga bermanfaat untuk orang tua dalam memompa motivasi belajar anak



Senin, 08 Oktober 2012

Kewajiban Menuntut Ilmu Bagi Setiap Muslim




Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”
Kewajiban ini disyariatkan oleh beliau karena setiap muslim yang menjalankan prosesi ibadah tidak disertai dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ibadah tersebut, maka ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT. Contohnya, ketika dalam ibadah shalat, bila tidak mengetahui tentang cara wudhu dan shalat yang benar, maka shalat tidak dianggap menurut syari’ah. Sekalipun tatanan pelaksanaannya mungkin sesuai sebagaimana aturan yang berlaku.
Menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Risalatul Laduniyah, terdapat 2 klasifikasi ilmu. Pertama, ilmu syar’i, yaitu ilmu yang berhubungan dengan tuntunan ajaran Islam. Kedua, ilmu ‘aql, yaitu ilmu yang di dalamnya terdapat kemungkinan benar dan salah.
Dari kedua klasifikasi ilmu tersebut, yang wajib dipelajari adalah ilmu syar’i. Adapun pembagian ilmu syar’i ada tiga. Pertama, ilmu tauhid, mempelajari tentang ketetapan aqidah ajaran Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang yakin. Yang dipelajari antara lain keimanan yang benar kepada Allah Ta’ala, sifat-sifat-Nya, serta hal-hal lain yang bersifat ghaib. Kedua, ilmu fiqih, yaitu tentang hukum syar’i yang bersifat amaliyah (pekerjaan)yang diambil dari dalil-dalil terperinci. Ketiga, ilmu akhlak, mempelajari hati yang baik dan buruk.
Ketiga ilmu di atas menurut sebagian besar ulama tidak cukup dipelajari hanya dari membaca buku atau kitab. Alangkah baiknya, bila dikaji langsung kepada ulama yang ahli di bidangnya. Hal ini dikarenakan mengkaji langsung pada ulamanya dapat menurunkan hal lain yang juga sangat penting, yakni adab terhadap ilmu yang dikaji.
Pada akhirnya, semoga setiap muslim selalu bersemangat dalam mempelajari Islam. Sehingga, pintu kebaikan akan selalu terbuka untuknya. (dedeh laharwati)

Minggu, 07 Oktober 2012

MEMBANGUN MAGHLIGAI RUMAH TANGGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Setiap hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik selalu ada cerita yang berbeda-beda. Dan kehidupan adalah kumpulan cerita. Cerita yang baik adalah cerita yang bisa membawa diri kepada cinta kepada Allah, Rasulullah, keluarga dan alam sekitar.
Ada sebuah cerita suatu malam saat sepasang suami isteri usai sholat malam mereka berdo'a bersama. Usai berdoa sang isteri mencium tangan suaminya dan mengatakan. "Abi,, Aku sangat mencintai Abi karena Allah." Sang suami pun tersenyum lalu bertanya pada isterinya.
"Umi,,.. Ummi tau gak perbedaan antara Ummi dengan angka 12..??
Sang Isteri berpikir keras lalu menyerah..
"Ummi gak tau Abi.. Emang apa?" Tanya sang isteri."
"Kalau angka 12 itu kan ada angka 2-nya. Tapi kalau Ummi tidak ada 2-nya di hati Abi. Hanya Ummi seorang yg akan selalu ada di hati Abi.."
"Ah Abi.. Bisa aja.." (Bermanja-manja di pangkuan suami)
 
Subhannalloh, Seorang suami yang baik adalah yang bisa menghibur isterinya sehingga menambah rasa cinta diantara keduanya. Isteri yg baik pun senantiasa mengungkapkan cinta. Dalam islam jika kita mencintai pasangan kita maka dianjurkan untuk mengungkapkannya dalam bentuk kata-kata sebagaimana Rosulullah pernah menganjurkan kepada seorang sahabat untuk mengungkapkan cinta. Tentunya pada orang yang sudah halal bagi kita.
Kita sering sekali mendengar kata sakinah, mawaddah warahmah digembar-gemborkan di masyarakat khususnya pada acara walimatunnikah. Tapi sebenarnya kita tau ga sih yang dimaksud dari sakinah mawaddah warahmah itu sendiri? Bagaimana kita bisa menciptakan keluarga sakinah mawaddah warahmah, kalau kita sendiri belum tau makna dan arti dari kata-kata itu. Nah disini saya akan sedikit menuliskan arti dari kata tersebut.
Sakinah artinya tenang, tentram. Tenang dan tentram disini ketika kita dekat/bersama dengan suami atau istri hati merasa tenang, tentram. Ketika ada masalah juga diselesaikan dengan hati yang tenang.

Mawaddah artinya cinta, harapan. Cinta dalam kata mawaddah ini berarti cinta yang menyeluruh. Bukti atau ciri-ciri dari mawaddah disini pasangan suami istri selalu saling memberi, saling mengingatkan, saling keterbukaan satu sama lain. 

Rahmah artinya kasih sayang. Kasih sayang disini bukan berarti kasih sayang yang muncul hanya pada awal pernikahan (pengatin baru), dalam keadaan sehat, muda,  kaya. Tapi kasih sayang ini selalu ada sepanjang hayat dalam hati dan diri pasangan suami istri baik dalam keadaan sakit, miskin, tua renta (peot), pengantin lama, ataupun menjelang ajalnya, tetap ada rasa kasih dan sayang.
Tiga kata utama tersebut sejatinya merupakan istilah khas Arab-Islam yang dirujuk dari QS. Ar-Rum ayat 21.
 
“Di antara tanda-tanda (kemahaan-Nya) adalah Dia telah menciptakan dari jenismu (manusia) pasangan-pasangan agar kamu memperoleh sakiinah disisinya, dan dijadikannya di antara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya dalam hal yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum:21)
Semoga setelah kita tau makna atau arti dari kata sakinah, mawaddah warahmah, kita senantiasa berusaha dan berdo’a bagi yang sudah menikah atau berkeluarga diberikan keluarga sakinah, mawaddah warahmah dan bagi yang belum menikah agar nanti dapat menemukan pasangan yang sholih/sholihah dan dapat menciptakan keluarga sakinah, mawaddah warahmah. Karena Seorang muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta‘awun (tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dan juga mendamba memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar yaitu wanita sholihah. Berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang shalih yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Seperti Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Furqan : 74 yang berbunyi :
“.......Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a'yun waj'alna il muttaqina imama
 
".......Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa).
Ayat diatas dapat kita jadikan sebagai do’a setiap selesai shalat. Semoga dengan keyakinan, keikhlasan dan keistiqomahan kita dalam berdo’a, keinginan kita tuk dianugrahkan istri dan keturunan yang sholih/sholihah terwujud. Amin ya Rabbal ‘Alamin. Karena hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya ta‘awun (tolong-menolong) dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman. Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam agama dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami.
Keutamaan wanita shalihah
Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الصَّالِحَةُ الْمَرْأَةُ الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا
 “Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Begitu juga bagi seorang muslimah, pilihlah seorang pemimpin yang sholih. Karena seorang laki-laki adalah pemimpin bagi seorang wanita.
Sahabatku seiman dan seislam, di pagi yang indah ini, mari kita aminkan doa ini agar Allah membukakan sembilan pintu kebaikan untuk kita. Ya Allah, bukakanlah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu nikmat, pintu rizki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu kebugaran, pintu surga". Amin Ya Rabbal ‘Alamin...
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan segala urusannya.amin Ya Rabbal ‘Alamin. Nah, bagi pasangan yang baru menikah, selamat ya, semoga barokah Alloh untuk kalian semua, dan keluarga kita menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ust. Lala

Integrasi Pola Didik




Dewasa ini kehidupan manusia sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terlebih dengan kehadiran teknologi informasi yang tiap waktu mengalami inovasi. Sudah barang tentu jika ingin maju maka mengikuti dan menguasai, minimal mengenal teknologi informasi sangatlah perlu. Kehidupan dahulu sangatlah berbeda dengan jaman sekarang. Jika dahulu menggunakan peralatan konvensional yang memerlukan proses, seperti halnya seseorang yang ingin makan maka harus menanak nasi terlebih menggunakan kompor berminyak dan tentunya harus rela menunggu nasi matang cukup lama karena tenaga dari kompor minyak kecil. Kemudian lain halnya dengan keadaan sekarang yang sudah menggunakan kompor tenaga listrik atau LPG, tentunya lebih cepat prosesnya. Dan begitulah prilaku orang sekarang, kurang suka menanti proses bahkan memilih cara instan untuk meraih suatu kebutuhan hidup.
Pemenuhan kehidupan seseorang tidak hanya dilakukan dari unsur jasadnya, tetapi unsur rohani juga harus terpenuhi. Dan disini pendidikan merupakan cara yang ditempuh individu untuk mendapatkan asupan materi untuk jiwanya. Seseorang akan mendapatkan pendidikan tidak hanya dari komunitas formal seperti sekolah, akan tetapi di dalam keluarga atau bahkan di lingkungan masyarakat juga mengandung unsur pendidikan. Dalam hal ini pendidikan di dalam keluarga merupakan proses yang terpenting mengingat sebagian waktu besar individu dihabiskan bersama keluarga.
Pendidikan akan dapat menuai hasil baik manakala melalui proses yang baik pula. Ketika di sekolah selalu diajarkan nilai-nilai kebaikan dengan kontinu oleh pendidiknya akan tetapi ketika sesampainya di rumah menemukan pola ajar kurang baik dari komunitas keluarganya, maka tidak salah jika dikatakan pendidikan tersebut belum maksimal. Ditambah lagi pola pergaulan di masyarakat, apabila masyarakat tersebut bertabiat positif secara umum, maka akan menularkan dampak baik sekaligus sebagai penguat pola didik di sekolah. Namun jika sebaliknya maka yang ada hanyalah ketidak seimbangan pendidikan anatra sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekuat apapun penanaman karakter dan pola didik yang baik di sekolah namun tidak ada dukung dari pihak keluarga dan masyarakat, maka hasilnyapun cenderung gagal. Oleh karenanya sangat diperlukan integrasi pola didik antara di sekolah, keluarga dan tentunya di masyarakat pula. 
Sayangnya kebanyakan orang tua sangat menginginkan putra-putrinya berprestasi dalam akademik dan bersosialisasi namun dengan mengesampingkan prinsip integrasi pola didik anaknya. Para orangtua memelihara paradigma instan dalam mencerdaskan buah hatinya. Mereka menganggap setelah memasukkan anaknya ke sekolah faforit maka seketika itu dianggapnya telah mampu mendidik dengan tepat. Padahal tanpa dukungan didikan dari keluarga di rumah, pendidikan yang telah didapat di sekolah akan terputus bahkan mengambang. Akhirnya anak akan mengadopsi pendidikan yang lebih kuat direkam dalam memorinya entah itu didikan di sekolah, rumah, atau masyarakat yang selanjutnya akan menjadi karakter. Semoga yang terekam dalam benak anak-anak kita suatu hal yang positif.                                                            
oki_m.putra1988@yahoo.co.id