Senin, 17 September 2012


Bismillahi ar-rohmaani ar-rohiimi
Al-hamdulillah wa ash-sholaatu wa as-salaamu ‘alaa rosuulillah.
Segala puji bagi Allah satu-satunya rob yang berhak disembah yang telah memberikan kita banyak kenikmatan.
Memberikan pendidikan pada seorang anak adalah salah satu kewajiban orang tua. Setiap orang tua mempunyai banyak harapan terhadap anaknya sejak anak itu baru dilahirkan ke dunia, salah satu harapan yang tak pernah lepas saat hari ke tujuh kelahiran anak adalah harapan agar anak tersebut menjadi anak yang soleh dan solehah. Apakah harapan itu akan tinggal sebuah harapan atau akan diwujudkan dengan usaha yang sempurna? Mari kita mengingat kembali kejadian kejadian yang telah berlalu yang terjadi pada diri kita selaku orang tua.
Sejak anak lahir ke dunia kita selalu memberi mereka motivasi sebagaimana saat anak mulai belajar berjalan, kita selalu memberi mereka motivasi saat mereka terjatuh ketika belajar berjalan dan memberi mereka rewed saat mereka berhasil melangkah walau hanya satu atau dua meter.
Ketika anak menginjak usia 4-5 tahun ketika mereka harus masuk playgroup atau TK, setiap pagi kita membangunkan mereka agar mereka persiapan untuk berangkat ke sekolah, hal itu terjadi selama bertahun-tahun sehingga anak sangat paham yang harus dia lakukan saat pagi menjelang, secara otomatis telah terprogram di otak anak bahwa kalau jam segini saya harus mandi kemudia persiapan, sarapan dan berangkat ke sekolahan. Ternyata apa yang kita biasakan pada anak sejak anak itu kecil membuat banyak perubahan pada kebiasaan mereka di waktu pagi datang.
Dari kejadian di atas dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa kebiasaan membuat perbuatan menjadi mudah, namun sangat disayangkan, pembiasaan ini hanya dilakukan untuk urusan dunia, bagaimana kalau kita gunakan pembiasaan ini untuk kepentingan akherat?
Jika setiap adzan berkumandang kita siapkan anak kita untuk berangkat ke masjid, dan hal ini kita lakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Maka ketika adzan berkumandang, insyaallah mereka akan secara otomatis melakukan persiapan untuk berangkat ke masjid.
Selanjutnya apakah kita mau untuk itu atau kita akan membiarkan mereka sebagaimana orang tua kita memperlakukan kita???
Semua berada di tangan anda selaku orang tua, Rosulullah bersabda :
مَا مِنْ مَوْلُوْدً إلّا يُوْلدُ على الفِطْرَةِ ، فأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَينَصرَانه ويُمَجسَانه
“Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Apakah anda ingin menjadikan anak-anak anda sebagai penolong anda di dunia atau anda ingin menjadikan mereka penolong di akherat atau bahkan anda ingin menjadikan mereka penolong di dunia dan akherat.
Rosulullah bersabda :
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية أو علم ينتفع به او ولد صالح يدعو له
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau anak yang sholeh yang selalu mendoakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar