Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah
Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta
didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar(SD). Seorang guru harus dapat
menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat
penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain
karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. Pemahaman
terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan dan untuk menentukan waktu yang
tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu
sendiri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian
perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seharusnya dapat menyediakan dan
memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri
siswa. Seperti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman,
Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga
Diri , Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi/ekspresi Diri.
Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi
pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan
kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu
periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan
rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi
tugas-tugas berikutnya.
Pengertian Karasteristik siswa
Karakter menurut Purwadarminta adalah watak,
tabiat atau sifat-sifat kejiwaan .Sedangkan menurut IR Pedjawijatna, karakter
atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan
beberapa pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa karakteristik siswa
adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa
dalam kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan
perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kodrat, dan sifat serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak
heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda. Adapun bentuk dan
karakter siswa SD khususnya adalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan, lebih-lebih untuk
kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model
pengajaran yang serius tapi santai.
2.
Senang
bergerak,
Orang dewasa
dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak
SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu,
guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah
atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama,
dirasakan anak sebagai siksaan.
3.
Anak senang
bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak
belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung
pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif). Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau
menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4.
Senang
merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap konkret operasional. Dari
apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru
dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk
konsep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD,
penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan
lebih memahami tentang solat jika langsung dengan prakteknya.
Kebutuhan siswa
Pemaknaan kebutuhan siswa SD dapat diidentifikasi
dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari
kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar
menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda
dengan dirinya,.
Beberapa tugas pekembangan terutama bersumber
dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar
tanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang
bersumber dari nilai-nilai kepribadian individu diantaranya memilih dan
mempersiapkan untuk bekerja.
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke
luar yang besar yaitu:
1.
Kepercayaan
anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya.
2.
Kepercayaan
anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memperlukan keterampilan fisik.
3.
Kepercayaan
mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis serta komunikasi orang
dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap
karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk
menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri.
Aplikasi Pemenuhan kebutuhan siswa disekolah
1.
Pemenuhan
Kebutuhan Fisiologis
a.
Menyediakan
program makan siang yang teratur.
b.
Menyediakan
ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat,
c.
Menyediakan
kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
d.
Menyediakan
ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.
2.
Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Aman
a.
Sikap guru
menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak
menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
b.
Adanya
ekspektasi yang konsisten
c.
Mengendalikan
perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa
secara adil.
d.
Lebih banyak
memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran
atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku
negatif siswa.
3.
Pemenuhan
Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a.
Hubungan Guru
dengan Siswa:
1)
Guru dapat
menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap
siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
2)
Guru dapat
menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya (kebutuhan,
potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya).
3)
Guru lebih
banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
4)
Guru dapat
menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap
siswanya.
5)
Guru dapat
menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap
siswanya.
b.
Hubungan Siswa
dengan Siswa:
1)
Sekolah
mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan
saling percaya di antara siswa.
2)
Sekolah dapat
menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah
raga atau kesenian.
3)
Sekolah
mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
4)
Sekolah
mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4.
Pemenuhan
Kebutuhan Harga Diri
a.
Mengembangkan
Harga Diri Siswa
1)
Mengembangkan
pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya.
2)
Mengembangkan
sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
3)
Memfokuskan
pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa.
4)
Mengembangkan
strategi pembelajaran yang bervariasi.
5)
Selalu siap
memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan.
6)
Melibatkan
seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
7)
Ketika harus mendisiplinkan
siswa, sedapat mungkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
b.
Penghargaan
dari pihak lain
1)
Mengembangkan
iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling
menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
2)
Mengembangkan
program “star of the week” atau better than student.
3)
Mengembangkan
program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
4)
Mengembangkan
kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap empatik
dan menjadi pendengar yang baik.
5)
Berusaha
melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan
kepentingan para siswa itu sendiri.
c.
Pengetahuan dan
Pemahaman
1)
Memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin
diketahuinya.
2)
Menyediakan
pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan
discovery-inquiry.
3)
Menyediakan
topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam.
d.
Estetik
1)
Menata ruangan
kelas secara rapi dan menarik
2)
Menempelkan
hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan
karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
3)
Ruangan dicat
dengan warna-warna yang menyenangkan
4)
Memelihara
sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
5)
Ruangan yang
bersih dan wangi
6)
Tersedia taman
kelas dan sekolah yang tertata indah.
5.
Pemenuhan
Kebutuhan Akatualisasi Diri
a.
Memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal yang terbaiknya.
b.
Memberikan
kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang
dimilikinya.
c.
Menciptakan
pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
d.
Perencanaan dan
proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas kognitif siswa.
Seorang guru harus dapat menerapkan metode
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi
seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang
perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. Pemahaman terhadap
karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat
dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk
menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri, sehingga pendidikan itu justru semakin memanusiakan
manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar