Eksplorasi
Rasa Syukur atas Anak melalui pendidikan
Keluarga
yang harmonis biasanya lebih ditentukan pada keberadaan anak. Anak yang sholeh
merupakan dambaan setiap orang tua. Allah berfirman di Al Quran tentang
kaitannya perhiasaan dunia, yaitu salah satunya adalah buah hati (anak). Orang
tua yang bijak sangat memperhatikan perkembangan anaknya yang dilihat dari sisi
perkembangan fisik, mental/psikis dan pendidikan.
Perkembangan
Fisik lebih ditentukan pada asupan gizi/makanan, mental/ psikis dititikberatkan
pada perlakuan orang tua/masyarakat terhadap interaksi sosial anak dan pendidikan
juga ditentukan oleh banyak faktor, yaitu penyelenggara pendidikan, keluarga,
masyarakat maupun juga lingkungan.
Kami
disini lebih menitikberatkan pada dunia pendidikan anak yang merupakan poros
penting dalam menentukan masa yang akan datang. Menurut Comenius, Sekolah dapat
dikategorikan menurut perkembangan usia anak, yaitu:
a.
Scola
maternal (Sekolah Ibu,) umur 0-6 tahun
b.
Scola
Vernacula (Sekolah bahasa Ibu) umur 6-12 tahun.
c.
Scola
Latin (sekolah latin)umur 12-18 tahun.
d.
Academia
(akademi)umur 18-24 tahun.
Sisitem
pendidikan di Indonesia sudah secara umum menggunakan pola pengklasifikasian
umur anak melalui pembagian jenjang pendidikan, seperti TK, SD, SMP, SMA dan
Perguruan Tinggi. Permaslahan yang muncul adalah di kampung masih banyak yang
beranggapan bahwa anak lebih cepat selesai sekolah itu dikatakan melebihi
kecerdasan pada umumnya. Bisa juga masyarakat lebih suka memilih untuk langsung
ke SD meskipun umurnya baru 5 tahun, padahal sebenarnya menurut teori keilmuan
bahwa anak akan tumbuh sesuai dengan perkembangan yang ada pada diri anak
tersebut, jadi jika tidak dilalui pada tahapan di tahun tersebut akan
memberikan dampak yang kurang baik, bisa saja tahapan yang dulu belum muncul
malah muncul di tahun ke depannya.
Ilmuwan
Islam, Al Ghazali membagi periodisasi perkembangan anak menjadi lima fase
sebagai berikut:
a.
Al
Janin, tingkat anak yang berada dalam
kandungan dan adanya kehidupan setelah roh dari Allah. Pada usia empat bulan
pendidikan dapat diterapkan dengan istilah pranatal atau juga dapat dilakukan
sebelum anak itu menjadi janin yang disebut dengan pendidikan prakonsepsi.
b.
Al
Tifli, tingkat anak-anak dengan
memperbanyak latihan dan kebiasaan sehingga mengatahui aktifitas yang baik dan
buruk.
c.
Al
Tamyiz yaitu tingkat anak yang dapat
membedakan sesuatu yang baik dan buruk, bahkan akal pikirannya telah berkembang
sedemikian rupa sehingga dapat memahami ilmu dharuri.
d.
Al
Aqil, tingkat manusia berakal sempurna, bahkan pikirannya berkembang
secara maksimal sehingga mampu menguasai ilmu dharuri, akal inilah yang dapat
berdialog dengan keadaan.
e.
Al
Auliyah dan Al Anbiyah, yaitu
tingkat tertinggi pada perkembangan manusia. Para Nabi telah mendapatkan ilmu
pengetahuan melalui wahyu, dan para wali telah mendapatkannya lewat ilham.
Demikian
pemikiran Al Ghazali tentang periodisasi perkembangan anak, sehingga memberikan
gambaran kepada kita tentang pendidikan anak yang berkualitas yang disesuaikan
dengan pola perkembangan diri anak yang sesuai dengan fitrah penciptaan oleh
Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar