Selasa, 09 Oktober 2012

Memompa motivasi belajar anak kelas bawah

Oleh: Yuni Sujakwati, S.TP

Astagfirulloh, saya ucapkan berkali-kali ketika mendengar pembagian tugas ditahun ajaran 2012/2013  ternyata saya diamanahkan dikelas 1, sudah terbayang  bagaimana sulitnya mengelola  anak-anak kelas 1 yang mengalami perubahan tahapan belajar dari pra opersional selama di TK menjadi kongkrit operasional di SD Kelas Bawah belum lagi masalah  motivasi  belajar kelas 1, tapi kemudian  dengan keyakinan , tekad dan memohon petunjuk kepada Alloh melalui doa yang tiada henti serta bimbingan dari tim kurikulum baik di SD maupun lembaga saya mulai dapat belajar mencari solusi permasalahan dikelas 1.

Hari – hari pertama  awal tahun ajaran baru  dikelas  1 beberapa anak ada yang mengalami phobia school, menangis bahkan ada yang sampai mogok berangkat. Perubahan-perubahan dari TK ke SD sering membuat anak-anak ketakutan. Hal ini karena anak itu masih menapaki masa transisi dari taman kanak-kanak yang aktivitas belajarnya dilakukan sambil bermain ke jenjang sekolah dasar yang formal. Maksudnya, mereka dituntut untuk banyak berada dalam kelas dan duduk tenang memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas-tugas. Tuntutan tersebut tentu saja menyulitkan karena sebenarnya murid-murid kelas rendah masih dalam usia bermain. Berkaitan dengan masa transisi ini pula, seperti dituturkan seorang psikolog anak, orang tua mesti peka dengan kemungkinan munculnya school phobia pada anak. Agar anak dapat melalui masa transisinya dengan mulus, orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi belajar yang pas menurut ciri khas anak usia kelas 1-3 SD atau kurang lebih 6-8 tahun. Memotivasi  belajar anak agar lebih rajin belajar, mengerjakan PR, atau rajin membantu membersihkan rumah  seringkali memang menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua.Agar anak lebih semangat dan termotivasi,  berikut  ada beberapa cara:

Jalin hubungan yang harmonis dengan anak.
Hubungan yang dekat dan harmonis dengan anak merupakan prasyarat untuk dapat mengenali karakteristik anak yang penting dalam rangka memberikan motivasi belajar kepada anak


Belajar sambil bermain
Setiap orang, anak-anak maupun dewasa, memiliki metode belajar yang berbeda. Khusus bagi anak sediakan metode belajar sambil bermain yang membuatnya tidak cepat bosan, hal ini karena dunia anak adalah dunia bermain, bernyanyi, dan bercerita...masukkan pengetahuan melalui dunia mereka
Pada prinsipnya hampir sama dengan cara belajar anak TK. Namun, untuk anak SD alihkan ke cara bermain yang lebih konstruktif. “Tolong ambilkan Bunda 2 cokelat, dong. Nah, di tangan Bunda sudah ada 1 cokelat. Bunda jadi punya berapa cokelat sekarang? Suasana belajar pun tak perlu harus serius. Jadi tak selalu harus belajar di belakang meja, bisa juga sambil tiduran di lantai, misalnya.

Terlibat dalam kegiatan anak
Saat si kecil tahu orangtuanya tertarik pada apa yang dilakukannya, anak akan bersemangat untuk mengajak Anda mengikuti seluruh prosesnya. Anak juga akan semakin terpacu untuk memberi hasil yang terbaik. Menjadi penonton saat anak bertanding di laga sepak bola antar sekolah, misalnya, membuat anak menyadari Anda selalu hadir mendampinginya di berbagai kesempatan untuk memberi semangat.
Orangtua senang membaca, anak juga
Sudah masuk sekolah, kok membacanya belum lancar juga? Anak mungkin belum menemukan asyiknya membaca, karena tidak pernah melihat orangtuanya membaca buku. Anak-anak yang tidak pernah dibacakan dongeng sebelum tidur juga cenderung lambat dalam belajar membaca. Jika Anda ingin mengajarkan anak untuk lancar membaca, tunjukkan bahwa Anda juga senang membaca. Bacalah koran, majalah, atau apapun dengan suara keras agar si kecil tahu betapa asyiknya membaca

Manfaatkan KR
Kegiatan rumah dapat digunakan sebagai media belajar anak di rumah dengan pendampingan orang tua
Beri dukungan
Dukungan memang selalu diperlukan, terutama saat anak menghadapi masa-masa sulit di sekolah. Bentuknya bisa sangat sederhana, misalnya ketika anak memperoleh nilai buruk, kita tidak perlu menjatuhkan vonis bahwa ia bodoh atau pemalas. Lebih baik, luangkan waktu untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan anak. “Sebagai awal, orang tua perlu mencari tahu perasaan anak ketika memperoleh nilai 50. Apakah ia kecewa, sedih atau biasa-biasa saja, karena jangan-jangan ia tidak mengerti bahwa nilai 50 itu berarti kurang.” Lalu tetaplah beri dukungan.
Jadilah teladan yang baik
Ini berarti orang tua jangan sampai terlihat santai saat anak sedang belajar. “Misalnya, ketika sedang mengerjakan PR anak melihat ibunya menonton televisi dan ayahnya tidur. Bisa-bisa anak merasa diperlakukan tidak adil. ‘Ih, ayah, kok, bisa tidur sedangkan aku harus belajar?" Akan lebih baik bila saat anak belajar, orang tua juga tampak “belajar”, seperti menemani anak sambil membaca koran atau buku. Dengan begitu anak akan mendapat panutan.
Tetapkan agenda  belajar
Misalnya, dari jam 5 sampai 7 disepakati sebagai jadwal belajar anak. Namun, jadwal harus dibuat dengan mempertimbangkan jam sekolahnya. Berilah ia waktu untuk berisitirahat sebelum waktu belajar. Saat waktunya belajar, anak harus diberi pengertian bahwa rentang waktu itu harus diisi hanya untuk kegiatan belajar. Artinya ia tidak nonton teve, tidak mendengarkan radio, atau tidak bermain playstation.
Rayakan keberhasilannya
Saat anak berhasil mendapat prestasi memuaskan, jangan segan-segan untuk memberikan  pujian bentuknya dapat berupa apresiasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri Sekecil apapun keberhasilan yang dilakukannya .

 Melalui tulisan yang saya ambil  dari berbagai sumber ini semoga bermanfaat untuk orang tua dalam memompa motivasi belajar anak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar