Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Setiap hari, setiap jam,
setiap menit dan setiap detik selalu ada cerita yang berbeda-beda. Dan
kehidupan adalah kumpulan cerita. Cerita yang baik adalah cerita yang bisa
membawa diri kepada cinta kepada Allah, Rasulullah, keluarga dan alam sekitar.
Ada sebuah cerita suatu malam saat sepasang suami
isteri usai sholat malam mereka berdo'a bersama. Usai berdoa sang isteri
mencium tangan suaminya dan mengatakan. "Abi,, Aku sangat mencintai Abi karena
Allah." Sang suami pun tersenyum lalu bertanya pada isterinya.
"Umi,,.. Ummi tau gak perbedaan antara Ummi dengan angka 12..??
Sang Isteri berpikir keras lalu menyerah..
"Ummi gak tau Abi.. Emang apa?" Tanya sang isteri."
"Kalau angka 12 itu kan ada angka 2-nya. Tapi kalau Ummi tidak ada
2-nya di hati Abi. Hanya Ummi seorang yg akan selalu ada di hati Abi.."
"Ah Abi.. Bisa aja.." (Bermanja-manja di pangkuan suami)
Subhannalloh, Seorang suami yang baik adalah yang bisa menghibur
isterinya sehingga menambah rasa cinta diantara keduanya. Isteri yg baik pun
senantiasa mengungkapkan cinta. Dalam islam jika kita mencintai pasangan kita
maka dianjurkan untuk mengungkapkannya dalam bentuk kata-kata sebagaimana
Rosulullah pernah menganjurkan kepada seorang sahabat untuk mengungkapkan
cinta. Tentunya pada orang yang sudah halal bagi kita.
Kita sering sekali mendengar kata sakinah, mawaddah
warahmah digembar-gemborkan di masyarakat khususnya pada acara walimatunnikah.
Tapi sebenarnya kita tau ga sih yang dimaksud dari sakinah mawaddah warahmah
itu sendiri? Bagaimana kita bisa menciptakan keluarga sakinah mawaddah
warahmah, kalau kita sendiri belum tau makna dan arti dari kata-kata itu. Nah
disini saya akan sedikit menuliskan arti dari kata tersebut.
Sakinah artinya tenang, tentram. Tenang dan tentram disini ketika
kita dekat/bersama dengan suami atau istri hati merasa tenang, tentram. Ketika
ada masalah juga diselesaikan dengan hati yang tenang.
Mawaddah artinya cinta, harapan. Cinta dalam kata mawaddah ini berarti cinta yang menyeluruh. Bukti atau ciri-ciri dari mawaddah disini pasangan suami istri selalu saling memberi, saling mengingatkan, saling keterbukaan satu sama lain.
Rahmah artinya kasih sayang. Kasih sayang disini bukan berarti kasih sayang yang muncul hanya pada awal pernikahan (pengatin baru), dalam keadaan sehat, muda, kaya. Tapi kasih sayang ini selalu ada sepanjang hayat dalam hati dan diri pasangan suami istri baik dalam keadaan sakit, miskin, tua renta (peot), pengantin lama, ataupun menjelang ajalnya, tetap ada rasa kasih dan sayang.
Tiga kata utama tersebut sejatinya
merupakan istilah khas Arab-Islam yang dirujuk dari QS. Ar-Rum ayat 21.
“Di antara tanda-tanda (kemahaan-Nya)
adalah Dia telah menciptakan dari jenismu (manusia) pasangan-pasangan agar kamu
memperoleh sakiinah disisinya, dan dijadikannya di antara kamu mawaddah dan
rahmah. Sesungguhnya dalam hal yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kemahaan-Nya) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum:21)
Semoga setelah kita tau makna atau
arti dari kata sakinah, mawaddah warahmah, kita senantiasa berusaha dan berdo’a
bagi yang sudah menikah atau berkeluarga diberikan keluarga sakinah, mawaddah
warahmah dan bagi yang belum menikah agar nanti dapat menemukan pasangan yang
sholih/sholihah dan dapat menciptakan keluarga sakinah, mawaddah warahmah.
Karena Seorang
muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi
dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan
dengan baik, dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya
saling ta‘awun (tolong menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dan juga
mendamba memiliki istri yang pandai memposisikan diri untuk menjadi naungan
ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari ruwetnya kehidupan di luar
yaitu wanita sholihah. Berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak
turunannya yang shalih yang menjadi qurratu a‘yun (penyejuk mata) baginya.
Seperti Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Furqan : 74 yang berbunyi :
“.......Rabbana
hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a'yun waj'alna il muttaqina imama
".......Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa).
Ayat diatas dapat kita jadikan
sebagai do’a setiap selesai shalat. Semoga dengan keyakinan, keikhlasan dan
keistiqomahan kita dalam berdo’a, keinginan kita tuk dianugrahkan istri dan
keturunan yang sholih/sholihah terwujud. Amin ya Rabbal ‘Alamin. Karena hanya
wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka
maupun lara, yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid,
akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur. Dia akan berupaya ta‘awun
(tolong-menolong) dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan
yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhai Ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak
terdidik dalam agama dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi
duri dalam daging dan musuh dalam selimut bagi sang suami.
Keutamaan wanita shalihah
Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الصَّالِحَةُ الْمَرْأَةُ الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan
sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Begitu juga bagi seorang
muslimah, pilihlah seorang pemimpin yang sholih. Karena seorang laki-laki
adalah pemimpin bagi seorang wanita.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya
sambil meminta kepada Ar-Rabbul A‘la (Allah Yang Maha Tinggi) agar dimudahkan
segala urusannya.amin Ya Rabbal ‘Alamin. Nah, bagi pasangan yang baru menikah,
selamat ya, semoga barokah Alloh untuk kalian semua, dan keluarga kita menjadi
keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Ust. Lala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar