Dewasa ini kehidupan manusia sudah mengalami perkembangan
yang sangat pesat, terlebih dengan
kehadiran teknologi informasi yang tiap waktu mengalami inovasi. Sudah barang
tentu jika ingin maju maka mengikuti dan menguasai, minimal mengenal teknologi informasi sangatlah perlu.
Kehidupan dahulu sangatlah berbeda dengan jaman sekarang. Jika dahulu
menggunakan peralatan konvensional yang memerlukan proses, seperti halnya
seseorang yang ingin makan maka harus menanak nasi terlebih menggunakan kompor
berminyak dan tentunya harus rela menunggu nasi matang cukup lama karena tenaga
dari kompor minyak kecil. Kemudian lain halnya dengan keadaan sekarang yang
sudah menggunakan kompor tenaga listrik atau LPG, tentunya lebih cepat prosesnya.
Dan begitulah prilaku orang sekarang, kurang suka menanti proses bahkan memilih
cara instan untuk meraih suatu kebutuhan hidup.
Pemenuhan kehidupan seseorang tidak hanya dilakukan dari
unsur jasadnya, tetapi unsur rohani juga harus terpenuhi. Dan disini pendidikan
merupakan cara yang ditempuh
individu
untuk mendapatkan asupan materi untuk jiwanya. Seseorang akan mendapatkan
pendidikan tidak hanya dari komunitas formal seperti
sekolah, akan tetapi di dalam keluarga atau bahkan di lingkungan masyarakat juga
mengandung unsur pendidikan. Dalam hal ini pendidikan di dalam keluarga
merupakan proses yang terpenting mengingat sebagian waktu besar individu
dihabiskan bersama keluarga.
Pendidikan akan dapat menuai hasil baik manakala melalui
proses yang baik pula. Ketika di sekolah selalu diajarkan nilai-nilai kebaikan
dengan kontinu oleh pendidiknya akan tetapi ketika sesampainya di rumah
menemukan pola ajar kurang baik dari komunitas keluarganya, maka tidak salah
jika dikatakan pendidikan tersebut belum maksimal. Ditambah lagi pola pergaulan di masyarakat,
apabila masyarakat tersebut bertabiat positif secara umum, maka akan menularkan
dampak baik sekaligus sebagai penguat pola didik di sekolah. Namun jika
sebaliknya maka yang ada hanyalah ketidak seimbangan pendidikan anatra sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Sekuat apapun penanaman karakter dan pola didik yang
baik di sekolah namun tidak ada dukung dari pihak keluarga dan masyarakat, maka
hasilnyapun cenderung gagal. Oleh karenanya sangat diperlukan integrasi pola
didik antara di sekolah, keluarga dan tentunya di masyarakat pula.
Sayangnya kebanyakan orang tua sangat menginginkan putra-putrinya
berprestasi dalam akademik dan bersosialisasi namun dengan mengesampingkan
prinsip integrasi pola didik anaknya. Para orangtua memelihara paradigma instan
dalam mencerdaskan buah hatinya. Mereka menganggap setelah memasukkan anaknya
ke sekolah faforit maka seketika itu dianggapnya telah mampu mendidik dengan
tepat. Padahal tanpa dukungan didikan dari keluarga di rumah, pendidikan yang
telah didapat di sekolah akan terputus bahkan mengambang. Akhirnya anak akan
mengadopsi pendidikan yang lebih kuat direkam dalam memorinya entah itu didikan
di sekolah, rumah, atau masyarakat yang selanjutnya akan menjadi karakter. Semoga
yang terekam dalam benak anak-anak kita suatu hal yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar