“Aku
akan terus menggoda anak keturunan Adam hingga mereka mengikutiku”.
Itulah pernyataan iblis saat dikutuk
oleh Alloh karena tidak mau bersujud kepada Nabi Adam AS. Sungguh.... betapa
berat tugas orang tua, guru (pendidik) dalam menyiapkan anak-anak didiknya menjadi generasi yang siap berjuang untuk
kemaslahatan bagi dunia ini.
Berbagai
permasalahan yang terjadi pada anak-anak kita sering kali kita tidak mampu
untuk memecahkannya. Orang tua yang tidak punya bekal, guru yang tidak bisa
mengajar, dan tontonan yang tidak bisa menjadi teladan menjadi penyebab dibalik
kegagalan dalam memberi bekal kepada anak untuk menyiapkan mereka menjadi
generasi yang siap untuk berjuang untuk Agama Islam.
Anak
adalah generasi penerus cita-cita perjuangan Islam, bagian terpenting dari
proses investasi manusia untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akherat. Hal
tersebut sebagaimana sabda nabi yang menyatakan bahwa : apabila telah mati keturunan
dari nabi adam maka telah terputus semua amal-amalnya kecuali tiga hal, yaitu
sodakoh jariyah, ilmu yang manfaat dan anak yang sholeh/sholehah. Oleh sebab
itu, seluruh orangtua, para pendidik
harus menyiapkan anak-anaknya agar siap untuk menjadi penerus perjuangan. Kita
siapkan mereka sebagai generasi yang cinta perjuangan, cinta beribadah, cinta
menolong dan cinta berjamaah. Insya Alloh kalau kita siapkan anak-anak kita
sejak dini, akan menjadi lebih mudah untuk menjadikan mereka anak-anak yang
kuat, tangguh dan siap dengan berbagai
tantangan zaman. Rasululloh S.A.W. bersabda :
الموءمن القوي خيرواحب الى الله من الموءمن الضعيف – الحديث
“Seorang mukmin yang kuat
lebih baik dan dicintai oleh Allah SWT dari pada seorang mukmin yang lemah”
Agar anak-anaknya menjadi
seorang mukmin yang kuat, tangguh, oarangtua dan ustadz/ustadzah diharapkan
memberikan pendidikan yang meliputi empat hal, yaitu :
1. Pendidikan
Tauhid (Tarbiyatul ‘Aqidah ) تربية العقيده
Rasululloh
S.A.W. diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia, hal yang pertama kali
dilakukan adalah dengan meluruskan akidah, karena dari akidah ini akan muncul
semangat perjuangan yang bertujuan untuk menguatkan agama Alloh. Semangat untuk
berjuang di jalan Alloh akan timbul kekuatan dari dalam, karena, Alloh telah
menjanjikan bahwa siapa yang menolong agama Alloh pasti dia juga akan
ditolong. Lurusnya akidah juga akan
menjadikan anak-anak kita semakin semangat untuk beribadah, belajar, bekerja,
dan sebagainya.
2. Pendidikan
Ibadah (Tarbiyatul ‘Ibadah ) تربية العباده
Ibadah
adalah cara melakukan agar menjadi orang yang bertaqwa kepada Alloh. Sebelum
memasuki masa usia baligh, kita harus sudah menyelesaikan amanah untuk
mengajari beribadah dengan benar. Jangan sampai ketika anak sudah memasuki usia
tersebut baru menyiapkan untuk beribadah... na’udzubillah..... Memberikan
pendidikan ibadah harus disiapkan sejak dini mungkin, bahkan ketika usia masih
bayi kita harus mengenalkan Alloh. Rasululloh bahkan membolehkan anak dipukul jika usia 10 tahun belum sholat. Itu
berarti pentingnya pembiasaan beribadah sejak kecil.
3. Pendidikan
Ahlaq (Tarbiyatul Ahlaq ) تربية الاحلاق
Pendidikan
akhlak yang terbaik adalah teladan dari orang tua dan ustadz/ustadzah. Perilaku
orang tua yang dilihat anak, akan diikuti oleh anak-anaknya baik yang positif
maupun yang negatif. Oleh sebab itu orang tua dan ustadz/h harus bisa menjadi
model yang baik untuk anak-anaknya. Oarng tua harus terus mengingatkan dikala
ada perilaku yang kurang baik dilakukan oleh anak-anaknya, dan sebaliknya juga
harus mengapresiasi jika anak melakukan kebaikan, hal itu akan menjadikan
semangat dari dalam untuk berperilaku yang positif terus menerus.
4. Pendidikan
kecakapan hidup (Tarbiyatul Hayah ) تربية الحياة
Rasululloh
di samping sebagai nabi, beliau juga seorang panglima perang yang sukses,
pedagang yang berhasil, pemimpin negara yang adil. Sahabat Abu Bakar As-shidiq
di samping sebagai kholifah, beliau juga seorang pengusaha yang sukses. Umar
bin khatab disamping sebagai pemimpin yang bijaksana beliau juga seorang yang
ahli strategi, dan banyak contoh lain sahabat yang sukses disamping sebagai
hamba Alloh, dia juga sukses dengan urusan dunia. Karena anak-anak kita hidup
pada zaman yang berbeda dengan kita, maka kita harus lebih menyiapkan mereka
dengan bekal yang cukup, sehingga mereka siap untuk meneruskan perjuangan kita.
Semua itu, hanya kita sebagai orang tua dan
ustadz/h yang menentukannya. Akan menjadi seperti apa anak keturunan kita,
kitalah yang memutuskannya. Dalam arti seperti apa yang ditanamkan pada si
anak, jiwa seperti apa yang melandasi si anak atau doktrin-doktrin seperti apa
yang kita berikan pada otak si anak. Itu semua yang akan sangat menentukan
bagaimana jadinya. Karena mereka penerus perjuangan kita..... mari kita siapkan
mereka sebagai generasi yang siap untuk melakukan perjuangan. Alloh
Akbar.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar